Sindrom kardiometabolik adalah konstelasi disfungsi metabolik yang ditandai dengan resistensi insulin dan gangguan toleransi glukosa, dislipidemia aterogenik, hipertensi dan adipositas intra-abdominal. Nama lain sindrom kardiometabolik adalah sindrom resistensi insulin, sindrom X, dan sindrom Reavan, dan sindrom beer belly.
Sindrom kardiometabolik telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Amerika Serikatdan banyak negara lain di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat. Prevalensi sindrom kardiometabolik meningkat secara linier seiring dengan usia dari 7% pada mereka yang berusia 20–29 tahun hingga 45% pada mereka yang berusia 60 tahun ke atas. Dari data National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) disebutkan prevalensi semakin meningkat baik pada perempuan dan laki-laki pada semua umur.
BAGAIMANA HAL INI BISA TERJADI?
Berikut 5 hal penjelasan mengenai patofisiologi sindrom kardiometabolik:
- Metabolisme asam lemak
Pelepasan asam lemak bebas yang berlebihan dari jaringan adiposa ke dalam plasma dan peningkatan konsentrasi asam lemak bebas dalam plasma tersebut dapat mengganggu kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa otot dan menekan hati produksi glukosa.
- Jaringan adiposa abdomen
Massa lemak abdomen yang berlebih, terutama lemak viseral (intraperitoneal), berhubungan dengan resistensi insulin. Namun, tidak diketahui dengan pasti apakah lemak viseral menyebabkan insulin resistensi atau hanya dikaitkan dengan resistensi insulin. Lemak visceral mewakili komponen massa lemak tubuh total. Data dari studi yang menggunakan pelacak isotop untuk menilai metabolisme lemak visceral in vivo pada subyek obesitas ditemukan ± 20% asam lemak bebas dikirim ke hati dan ±15% asam lemak bebas dikirim ke otot rangka diturunkan dari lipolisis lemak visceral. Oleh karena itu, lemak viseral dapat berkontribusi pada resistensi insulin hepatik.
- Lemak ektopik
Akumulasi lemak ektopik di hati dan sel otot dikaitkan dengan resistensi insulin pada jaringan tersebut. Peningkatan kandungan lemak intrahepatik dikaitkan dengan resistensi insulin hepatik dan gangguan penekanan glukosa hati yang dimediasi produksi insulin.
- Protein sekretori jaringan adipose
Jaringan adiposa menghasilkan beberapa sitokin inflamasi (adipokin), dapat memicu resistensi insulin, dan adiponektin yang meningkatkan sensitivitas insulin. Sebagai contoh, tumor necrosis factor-alpha menekan pensinyalan insulin, peningkatan interleukin-6 secara langsung atau dengan merangsang produksi protein c-reaktif hati.
- Peningkatan tekanan darah
Hubungan antara resistensi insulin dan hipertensi sudah banyak diketahui. Asam lemak dapat menyebabkan vasokonstriksi. Selain itu, resistensi insulin bisa meningkatkan tekanan darah karena insulin merupakan vasodilator, dan hiperinsulinemia meningkatkan penyerapan sodium.
Oleh karena sindrom kardiometabolik ini meningkatkan risiko kematian , mari kita bersama-sama melakukan pencegahannya dengan makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup dan olahraga teratur.
Berikut akan disajikan mengenai video makanan yang baik untuk kesehatan kardiometabolik.
Referensi
- Srivastava A. Challenges in The Treatment Of Cardiometabolic Syndrome. Indian Journal of Pharmacology, 44(2): 155-156
- Kirk dan Klein. Pathogenesis and Pathophysiology of the Cardiometabolic Syndrome. J Clin Hypertens (Greenwich). 2009 December ; 11(12): 761–765.
- Pereira MA, Kottke TE, Jordan C, O’Connor PJ, Pronk NP, Carreón R. Preventing and managing cardiometabolic risk: the logic for intervention. Int J Environ Res Public Health. 2009;6(10):2568-2584. doi:10.3390/ijerph6102568
- https://www.youtube.com/watch?v=B2oQAAxGghs
Komentar Terbaru