PERAN DEXAMETASON PADA PASIEN COVID19

Infeksi virus SARS COV-2, penyebab penyakit COVID19, muncul di China pada akhir tahun 2019. Penyakit COVID19 dikaitkan dengan kerusakan paru yang luas. Glukokortikoid diketahui dapat memodulasi kerusakan paru yang dimediasi oleh adanya inflamasi dan dengan demikian mengurangi terjadinya gagal nafas dan kematian. Saat ini, pasien positif virus corona di Indonesia sudah mencapai 106.336 jiwa, dengan 5058 pasien meninggal. Oleh sebab itu, kita sebagai tenaga kesehatan terus mencari pengobatan terbaik untuk para pasien ini.

Kortikosteroid merupakan anti-inflamasi yang bekerja dengan mekanisme menghambat enzim fosfolipase A2 sehingga akan mencegah pelepasan asam arakidonat yang memproduksi enzim cyclooxygenase (COX). Enzim COX inilah yang bertanggung jawab atas pembentukan prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi dan nyeri. Deksametason adalah obat golongan kortikosteroid yang mempunyai indikasi supresi inflamasi dan gangguan alergi; Cushing’s disease, hiperplasia adrenal kongenital; edema serebral yang berhubungan dengan kehamilan; dan batuk yang disertai sesak napas.

Dilakukan penelitian di United Kingdom mengenai peran dexametason pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID19. Penelitian ini diikuti oleh 11.303 pasien yang dilakukan randomisasi, dengan 9355 pasien yang dapat menerima pengobatan deksametason. Hasil penelitian ini yaitu pada pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID19, penggunaan deksametason injeksi menurunkan tingkat mortalitas pada pasien yang menggunakan oksigen dan ventilasi mekanik invasif namun tidak berpengaruh pada pasien yang tidak menerima alat bantuan pernafasan.

Referensi

  1. Lim et al. Dexamethasone in Hospitalized Patients with Covid-19 — Preliminary Report. 2020. The New England Journal of Medicine; p: 1-11.
  2. Erlangga et al. Perbandingan Pemberian Deksametason 10 mg dengan 15 mg Intravena sebagai Adjuvan Analgetik terhadap Skala Nyeri Pascabedah pada Pasien yang Dilakukan Radikal Mastektomi Termodifikasi. JAP. 2015;3(3):146-154.
  3. http://pionas.pom.go.id/monografi/deksametason
  4. https://kawalcovid19.id/

ANTIKOAGULAN DAN COVID19

COVID19 adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus corona. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker mempunyai prognosis yang lebih buruk.

APA ITU ANTIKOAGULAN?

Antikoagulan adalah obat yang membantu mencegah pembekuan darah. Obat ini diberikan kepada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami pembekuan darah, untuk mengurangi peluang terjadinya kondisi serius seperti stroke dan serangan jantung. Antikoagulan bekerja dengan mengganggu proses yang terlibat dalam pembentukan gumpalan darah.

MENGAPA ANTIKOAGULAN DIBUTUHKAN PADA PASIEN COVID19?

Pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit menunjukkan kejadian koagulopati. Koagulopati adalah gangguan sistem koagulasi / pembekuan darah yang dapat bermanifestasi sebagai bekuan  darah (trombus) di vena, arteri ataupun secara menyeluruh (sistemik).  Patogenesis koagulopati pada COVID-19 (“COVID-19-associated  coagulopathy” atau CAC) berbeda dengan koagulopati pada umumnya, yaitu pembentukan trombus terjadi pada pembuluh darah paru (“Pulmonary Intravascular Coagulopathy” atau PIC) yang dapat disertai sedikit perdarahan, hingga “Disseminated Intravascular Coagulopathy” (DIC) yang klasik dan bersifat sistemik. PIC dapat  menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan dibuktikan pada laporan pasca kematian (pulmonary post mortem findings) di Italia yang menunjukkan adanya mikrotrombi dalam vaskular paru pada pemeriksaan patologi.

ANTIKOAGULAN APA YANG DIANJURKAN UNTUK PASIEN COVID19 YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT?

Antikoagulan profilaksis yang disarankan adalah low molecular weight heparin (LMWH) (lebih direkomendasikan) atau unfractionated heparin (UFH) dengan dosis:

  • Low molecular weight heparin (LMWH)
    • Dosis standard LMWH: 40 mg SUBKUTAN (SK), 1 kali sehari
    • Pasien dengan gangguan ginjal atau obesitas: dosis obat disesuaikan dengan fungsi ginjal (konsul dokter ahli terkait)
  • Unfractionated heparin (UFH): dosis standard UFH: 5000 unit SUBKUTAN (SK), 2 kali sehari

Penilaian risiko trombosis dan kontra indikasi antikoagulan dilakukan di bawah supervisi Dokter Spesialis Penyakit Dalam atau SpPD-Konsultan Hematologi-Onkologi Medik atau dokter jantung (SpPD-KKV). 

PERHATIAN: Pemberian antikoagulan profilaksis ini hanya untuk pasien covid19 yang dirawat di rumah sakit dengan supervisi lebih lanjut

Referensi

  1. The European Society for Cardiology. ESC Guidance for the Diagnosis and Management of CV Disease during the COVID-19 Pandemic. https://www.escardio.org/Education/COVID-19-and-Cardiology/ESCCOVID-19-Guidance. (Last update: 28 May 2020)
  2. https://www.nhs.uk/conditions/anticoagulants/
  3. Fei Zhou and colleagues. The clinical course and mortality risk for adults with COVID-19 severe enough to require hospitalization. The Lancet, March 17, 2020
    2.Corrado Lodigiania,b,⁎, Giacomo Iapichinoc, Luca Carenzoc, et al. Venous and arterial thromboembolic complications in COVID-19 patients admitted to an academic hospital in Milan, Italy.  Elsevier. Thrombosis Research 191 (2020) 9–14
  4. J Thromb Thrombolysis 2020 Lancet Rheumatol 2020
  5. Evangelos Terpos, Ioannis Ntanasis- Stathopoulos, Ismail Elalamy, et al. Hematological findings  and complications of COVID‐19. 13 April 2020 | https://doi.org/10.1002/ajh.25829
  6. Rekomendari PB IDI Pemberian Antikoagulan Profilaksis Pada Pasien COVID19 Yang DIrawat Di Rumah Sakit Rujukan di Indonesia

HIPERTENSI DAN COVID19

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik dimana peningkatan terjadi jika tekanan darah sistolik di atas 120mmHG dan tekanan darah diastolik di atas 80 mmHg. Tekanan darah seseorang termasuk hipertensi stage 1 jika tekanan darah sistolik 130-139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. Tekanan darah dikategorikan dalam hipertensi stage 2 apabila tekanan darah sistoliknya ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastoliknya ≥ 90 mmHg.
COVID19 adalah penyakit infeksius yang disebabkan oleh virus corona. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus COVID19 akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga sedang dan sembuh tanpa memerlukan perawatan khusus. Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit kardiovaskular, diabetes, penyakit pernapasan kronis, dan kanker mempunyai prognosis yang lebih buruk.
Laporan awal dari China mencatat bahwa hipertensi adalah salah satu komorbiditas yang paling umum (20-30% kasus) terkait dengan kebutuhan akan dukungan ventilator karena komplikasi pernapasan yang parah akibat infeksi COVID19. Analisis ini tidak menyesuaikan usia, yang penting karena hipertensi sangat umum pada orang tua ( lebih dari 50% pada orang berusia di atas 60 tahun adalah hipertensi) dan prevalensi hipertensi meningkat tajam pada orang yang sangat tua.
Pengobatan hipertensi yang direkomendasikan untuk kebanyakan pasien adalah kombinasi ACE Inhibitor atau ARB dengan calcium channel blocker (CCB) atau thiazide seperti diuretik. Sampai saat ini,belum ada penelitian pada manusia yang menunjukkan hubungan independen antara penggunaan blocker RAS dan pengembangan komplikasi yang parah pada infeksi COVID19, setelah penyesuaian usia dan komorbiditas lainnya. Namun demikian, anda bila mempunyai penyakit hipertensi hars berkonsultasi dengan dokter anda. Konsultasikan penyakit hipertensi anda menggunakan telemedicine agar kunjungan ke fasilitas kessheatan berkurang sehingga resiko anda terkena COVID19 juga berkurang.
Pada pasien hipertensi yang dirawat di rumah sakit dan mempunyai COVID19 harus dilihat apakah mempunyai hipertrofi ventrikel dan aritmia terutama saat mereka mengalami hipoksia. APabila anda bekerja sebagai dokter umum di rumah sakit dan mendapatkan pasien COVID19 dengan hipertensi jangan lupa langsung konsulkan dengan dokter spesialis penyakit dalam.

Referensi

  1. Whelton et al. 2018. The 2018 European Society of Cardiology/European Society of Hypertension and 2017 American College of Cardiology/American Heart Association Blood Pressure Guidelines. Jama, vol 32 volume 320, number 17, p: 1749-1750
  2. https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1
  3. The European Society for Cardiology. ESC Guidance for the Diagnosis and Management of CV Disease during the COVID-19 Pandemic. https://www.escardio.org/Education/COVID-19-and-Cardiology/ESCCOVID-19-Guidance. (Last update: 28 May 2020)

PENYAKIT JANTUNG DAN COVID19


Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) menyebabkan covid19 dan saat ini sudah menjadi pandemik. Saat ini di Indonesia orang yang terinfeksi virus ini sudah mencapai 41431 dan yang meninggal sudah 2276 orang ( data tanggal 17 Juni 2020 ). Virus ini berhubungan dengan bertambahnya komorbiditas pada bidang kardiovaskular. Virus ini juga mempunyai beberapa komplikasi yang berhubungan dengan kardiovaskular.
Covid19 merupakan penyakit pernafasan, tetapi banyak juga pasien yang menderita penyakit kardiovaskular, termasuk hipertensi, injuri akut pada jantung, dan miokarditis. Hal ini merupakan pemberat pada penyakit paru tetapi juga merupakan etiologi sekunder, karena pada dasarnya acute lung injury sendiri sudah memperberat kerja dari jantung.

Hipotesis mekanisme covid19 pada jantung adalah sebagai berikut : SARS-Cov2 menempati transmembrani ACE2 untuk memasuki sel inang yang meliputi pneumosit tipe 2, makrofag, sel endothelial,perisit, dan miosit kardiak sehingga menyebabkan inflamasi dan kegagalan multiorgan. Infeksi pada sel endothelial ataupun perisit merupakan bagian yang penting karena bisa membuat disfungsi mikrovaskular dan makrovaskular. Jadi, reaksi imunitas berlebih pada penyakit covid19 dapat membuat ketidakstabilan pada plak aterosklerosis sehingga memicu terjadinya sindrom koroner akut.

Jadi kita sebagai dokter harus mengamati pasien yang datang dengan teliti ya dan melakukan pemeriksaan jantung dari pasien, karena covid19 merupakan penyakit yang menjadi tantangan baru bagi kita semua

REFERENSI

  1. The European Society for Cardiology. ESC Guidance for the Diagnosis and Management of CV Disease during the COVID-19 Pandemic. https://www.escardio.org/Education/COVID-19-and-Cardiology/ESCCOVID-19-Guidance. (Last update: 28 May 2020)
  2. www.kawalcovid19.id
  3. https://www.youtube.com/watch?v=q0Y_KmD4chA

ANDA MENDERITA DIABETES MELLITUS?MARI MEMILIH MAKANAN YANG TEPAT SAAT LEBARAN

Sebentar lagi Umat Islam akan merayakan Hari Raya Idul Fitri. Tentu saja, akan banyak makanan yang akan dihidangkan. Lalu, bagaimana bila Anda menderita Diabetes Mellitus (DM)?Apakah tidak boleh sama sekali memakan makanan yang mengandung gula? Mari kita bahas mengenai asupan gizi yang diperlukan pada penderita DM.

Kebutuhan kalori untuk wanita sekitar 1000-1200 kkal, untuk pria 1200-1600 kkal, dibagi menjadi makan pagi (20%), siang (30%), dan sore (25%), serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%) diantaranya.

Karbohidrat

  • Karbohidrat 45-65% total asupan energy, diutamakan yang berserat tinggi
  • Pembatasan karbohidrat total 130 gr/hari tidak dianjurkan
  • Gula dalam bumbu diperbolehkan, sukrosa <5% total asupan energi
  • Pemanis alternatif dapat dipergunakan asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian
  • Makan 3x/hari. Makanan selingan buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori lain dapat diberikan

Lemak

  • Asupan lemak +20-25% kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan melebihi 30% total asupan energi
  • Lemak jenuh <7% kebutuhan kalori
  • Lemak tak jenuh ganda < 10%, selebihnya dari lemak tak jenuh tunggal
  • Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging berlemak dan penuh susu (whole milk)
  • Anjuran konsumsi kolesterol < 200mg/hari

Protein

  • 10-20% total asupan energi
  • Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi, dll) , daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak kacang-kacangan, tahu dan tempe
  • Pada pasien dnegan nefropati: 0,8 g/KgBB/ hari atau 10% kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi

Natrium

  • <3000mg atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok the) garam dapur
  • Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400mg
  • Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda dan bahan pengawet seperti natrium benzoate dan natrium nitrit

Serat

  • Kacang-kacangan, buah, sayuran, serta sumber karbohidrat yang tinggi serat ± 25 g/hari

Pemanis alternatif

  • Fruktosa tidak dianjurkan
  • Pemanis sesuai batas aman konsumsi harian
  • Pemanis tak berkalori yang dapat digunakan: aspartame, sakarin, acesulfam, potassium, sucralose dan neotame

LALU BAGAIMANA DENGAN KALORI HIDANGAN LEBARAN?

Lontong Sayur

Dalam setiap porsinya, jumlah kalorinya adalah 389 kalori. Porsi terbesar adalah karbohidrat sebesar 57 gram, protein 14,5 gram, dan lemak 11 gram.

Opor Ayam

Dalam setiap satu porsi opor ayam, ada 320 kalori. Jumlah ini terdiri dari 11 gram karbohidrat, 15 gram protein, dan porsi terbesar berupa 25 gram lemak.

Rendang Daging

Umumnya, rendang terbuat dari daging sapi. Dalam setiap penyajian, rendang mengandung 468 kalori. Apabila dibedah lebih jauh lagi, kalori ini terdiri dari 26,57 gram lemak, 10,78 gram karbohidrat, dan 47,23 gram protein.

Sambal Goreng Kentang

Dalam sambal goreng kentang per 1 porsi (50gram) terdapat 51 kalori . Jumlah ini terdiri dari 1,51 gram lemak, 5,07 gram karbohidrat, dan 4,36 protein.

Nah setelah tahu hal tersebut, mari kita bijak memilih makanan yang nanti akan kita makan. Jangan sampai kecolongan ya dan membuat lonjakan gula darah dalam tubuh.

dr. Dono Antono, Sp.PD-KKV, FINASIM, FICA dan keluarga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H, mohon maaf lahir dan bathin.

Referensi

  1. Alwi I et al. Penatalaksanaan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam: Panduan Praktik Klinis. 2017. Jakarta: Interna Publishing
  2. https://www.sehatq.com/artikel/berapa-kalori-hidangan-lebaran
  3. https://sajiansedap.grid.id/read/101810550/resep-lontong-sayur-campur-enak-pilihan-tepat-kalau-bingung-mau-masak-apa-besok?page=all
  4. https://www.fatsecret.co.id/kalori-gizi/umum/sambal-goreng-kentang?portionid=27519854&portionamount=1,000

WASPADAI HIPOGLIKEMIA SAAT BERPUASA

Apakah Anda penderita penyakit diabetes mellitus (DM) ? Apakah saat ini Anda sedang berpuasa? Mari kita waspadai hipoglikemia saat puasa. Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah <70mg/dL, atau kadar glukosa darah < 80 mg/dL dengan gejala klinis.

Apa Saja Gejala Yang Akan Anda Alami Jika Anda Mengalami Hipoglikemia?

Terdapat beberapa stadium hipoglikemia mari kita bahas lebih lanjut:

Stadium parasimpatik: lapar, mual, tekanan darah turun

Stadium gangguan otak ringan: lemah, lesu,sulit bicara, kesulitan menghitung sementara

Stadium simpatik: keringat dingin pada muka, bibir atau tangan gemetar

Stadium gangguan otak berat: tidak sadar, dengan atau tanpa kejang

Selain itu ada Trias Whipple Hipoglikemia yaitu:

  1. Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
  2. Kadar glukosa plasma rendah
  3. Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat

Apa Saja Faktor Risiko Terjadinya Hipoglikemia?

  1. Dosis penggunaan insulin yang tinggi
  2. Insufisiensi makanan yang mengandung karbohidrat
  3. Penurunan berat badan yang drastis saat berpuasa
  4. Olahraga yang terlalu berat sehingga meningkatkan tingkat penggunaan karbohidrat dalam tubuh
  5. Menderita penyakit gastroparesis DM

Bagaimana Penatalaksanaan Jika Anda Mengalami Hipoglikemia?

Berikut hal-hal yang dapat Anda lakukan ketika Anda mengalami hipoglikemia:

  • Berikan gula murni 30 gram ( 2 sendok makan ) atau sirop / permen gula murni ( bukan pemanis penggnti gula atau gula diet/gula diabetes ) dan makanan yang mengandung karbohidrat.
  • Hentikan obat hipoglikkemik sementara
  • Pantau glukosa darah sewaktu
  • Pertahankan gula darah di atas 100 mg/dL (bila sebelumnya tidak sadar)
  • Cari penyebabnya

Apa Saja Komplikasi Yang Dapat Dialami?

Komplikasinya dapat terjadi berbagai hal yaitu kerusakan otak, koma, dan kematian

Oleh sebab itu, konsultasi diperlukan kepada dokter anda untuk mengetahui penggunaan obat dm anda, dan tingkat resiko anda terkena hipoglikemia ketika anda berpuasa

Referensi

  1. Alwi I, dkk. 2017. Panduan Praktik Klinis Ilmu Penyakit Dalam. Hipoglikemia. Jakarta: Interna Publishing, p: 73-75.
  2. Kalra S, Mukherjee JJ, Venkataraman S, et al. Hypoglycemia: The neglected complication. Indian J Endocrinol Metab. 2013;17(5):819‐834. doi:10.4103/2230-8210.117219

TIPS BERPUASA BAGI ANDA YANG MEMPUNYAI PENYAKIT JANTUNG

Dalam menyambut bulan suci Ramadhan, kita semua pasti bergembira karena akan berpuasa selama satu bulan penuh. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai penyakit jantung?Apakah bisa berpuasa? Hal ini tergantung dengan penyakit anda. Apabila anda mengalami penyakit jantung yang stabil maka Anda dapat berpuasa karena pada pasien dengan penyakit jantung yang stabil puasa dapat sangat bermanfaat karena dapat menaikkan kolesterol baik dan menurunkan kolesterol jahat, selain itu berpuasa juga dapat menurunkan faktor faktor penyebab peradangan. Namun, apabila Anda baru-baru ini mengalami serangan jantung, Anda disarankan untuk tidak berpuasa terlebih dahulu.

Berikut tips berpuasa pada Anda yang mempunyai penyakit jantung:

  • Hindari makan-makanan yang mengandung lemak jenuh

Mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dapat meningkatkan kolesterol dalam tubuh Anda sehingga dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung. The American Heart Association merekomendasikan hanya 5%-6% lemak jenuh dalam makanan sehari-hari. Misalnya, jika Anda membutuhkan 2000 kalori sehari maka maksimal Anda mengkonsumsi lemak jenuh hanya 120 kalori. Lemak jenuh ini terdapat pada banyak makanan. Mayoritas berasal dari sumber hewani, seperti daging dan produk susu.

  • Perbanyak makan sayuran

Sayuran mengandung banyak nutrisi dan fitokimia yang telah banyak diketahui sangat baik untuk penyakit jantung. Beberapa mekanismenya adalah dengan memodulasi aktivitas enzim, regulasi tekanan darah, regulasi metabolisme lipid dan glukosa, pengaruh pada aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan antiplatelet, efek pada fungsi endotel, dan pelemahan kerusakan miokard. Sayuran hijau seperti bayam dan kale mengandung vitamin k yang mencegah terjadinya pembekuan darah di arteri. Kacang-kacangan mengandung banyak micronutrient seperti mangan dan magnesium yang dapat menurunkan LDL sebanyak 16%. Tomat mengandung zat likopen yang merupakan pigmen tumbuhan alami dengan sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan membantu menetralkan radikal bebas berbahaya, mencegah kerusakan oksidatif dan peradangan, yang keduanya dapat berkontribusi pada penyakit jantung.

  • Periksa rutin berat badan, denyut jantung, dan tekanan darah.

Pemeriksaan secara rutin dapat membuat Anda mengetahui dan mengontrol penyakit Anda. Selain itu, minumlah obat-obatan Anda sesuai dengan petunjuk dokter.

Referensi

  1. https://www.hamad.qa/EN/your%20health/Ramadan%20Health/Health%20Information/Pages/Heart-Patients.aspx
  2. Malinowski B, Zalewska K, Węsierska A, et al. Intermittent Fasting in Cardiovascular Disorders-An Overview. Nutrients. 2019;11(3):673. Published 2019 Mar 20. doi:10.3390/nu11030673.
  3. https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/saturated-fats
  4. Blekkenhorst LC, Sim M, Bondonno CP, et al. Cardiovascular Health Benefits of Specific Vegetable Types: A Narrative Review. Nutrients. 2018;10(5):595. Published 2018 May 11. doi:10.3390/nu10050595
  5. https://www.healthline.com/nutrition/heart-healthy-foods#section9

PERLUKAH TAMBAHAN VITAMIN C DI MASA PANDEMI COVID19 ???

Vitamin adalah nutrisi penting yang diperlukan untuk berbagai proses biokimia dan fisiologis dalam tubuh. Vitamin diklasifikasikan berdasarkan kelarutannya,  vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan B kompleks ) dan vitamin yang larut lemak (vitamin A, D, E, K). Vitamin C yang disebut juga dengan asam askorbat. Vitamin ini ditemukan pada tahun 1923. Vitamin C berfungsi dalam pengaktifan enzim, mengurangi stress oksidatif, dan meningkatkan fungsi imun tubuh. Oleh karena itu, vitamin C sangat bermanfaat dalam pencegahan penyakit flu, dan penyakit kardiovaskular.

Bagaimana Sih Peran Vitamin C dalam Pencegahan Flu?

Vitamin C dianggap mengurangi durasi dan tingkat keparahan gejala flu dengan meningkatkan respons imun dan dengan berfungsi sebagai antihistamin. Peningkatan konsentrasi vitamin C di lapisan saluran pernapasan, bisa memberikan perlindungan antioksidan dengan cepat ke jaringan paru-paru dan melemahkan stres oksidatif di saluran pernafasan. Pada penelitian di populasi Jepang, suplementasi harian vitamin C 500mg/hari mengurangi flu 20% dalam 3 tahun. 

Trus Bagaimana Peran Vitamin C dalam Pencegahan Penyakit Kardiovaskular?

Vitamin C diduga dapat mencegah penyakit kardiovaskular dengan mencegah perubahan oksidatif menjadi LDL. Selain itu, vitamin C telah terbukti mengurangi adhesi monosit ke endotelium sehingga mengurangi terjadinya atherosclerosis. Studi juga menunjukkan bahwa vitamin C dapat mencegah apoptosis sel otot polos pembuluh darah, yang membantu plak di pembuluh darah menjadi lebih stabil jika atherosclerosis sudah terjadi.

Kemudian Bagaimana Peran Vitamin C Dalam COVID19?

Karena tidak adanya terapi spesifik untuk covid19, maka terapi tambahan berupa vitamin C dosis tinggi dapat dipertimbangkan. Ada beberapa studi yang menunjukkan bahwa vitamin C dapat mempengaruhi sistem imun tubuh, seperti fungsi fagosit, produksi limfosit T, dan interferon.  Studi juga menunjukkan bahwa pada tiga orang pasien covid19 yang mendapatkan terapi vitamin C mempunyai tingkat pneumonia yang lebih rendah.

Kebutuhan vitamin C harian kita adalah kurang lebih 90mg. Apabila mengkonsumsi vitamin C dosis sangat tinggi selama beberapa lama maka bisa meningkatkan risiko terjadinya batu ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi vitamin C dalam bentuk buah-buahan saja ya selama masa pandemi ini agar kita menjadi lebih sehat.

Referensi

  1. Chambial S et al. Vitamin C in Disease Prevention and Cure: An Overview. Ind J Clin Biochem (Oct-Dec 2013) 28(4):314–328.
  2. Schlueter A et al. Vitamin C: Overview and Update. 2011. Journal of Evidence-BasedComplementary & Alternative Medicine; 16(1);p:  49-57.
  3. Moser MA, Chun OK. Vitamin C and Heart Health: A Review Based on Findings from Epidemiologic Studies. Int J Mol Sci. 2016;17(8):1328. Published 2016 Aug 12. doi:10.3390/ijms17081328
  4. Hemilä H. Vitamin C and SARS coronavirus. J Antimicrob Chemother. 2003;52(6):1049–1050. doi:10.1093/jac/dkh002
  5. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jmv.25707

PENANGANAN PASIEN COVID19 DALAM KARDIOLOGI INTERVENSI

Selama pandemic covid19, tenaga medis mengalami banyak masalah, seperti kurangnya sumber daya dan peralatan yang tidak tersedia serta resiko penularan infeksi bagi tenaga medis. Berikut adalah panduan penanganan pasien yang membutuhkan intervensi kardiologi dari President SCAI (Society for Cardiovascular Angiography and Intervention) :

PASIEN YANG SUDAH POSITIF COVID19

Pada Pasien STEMI dan NSTEMI dengan kondisi hemodinamik tidak stabil, pasien harus dibawa ke cath lab untuk angiografi maupun PCI Primer dengan perlindungan penyakit menular untuk seluruh tim medis yang ada di cath lab. Pasien yang sudah mendapatkan terapi fibrinolisis tetap harus dilakukan PCI jika klinis pasien mendukung. Untuk pasien NSTEMI yang dinyatakan stabil dapat dilakukan angiografi koroner ketika pasien sudah dalam masa yang tidak infeksius. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir paparan pada tim medis cath lab.

PASIEN SUSPECT COVID19

Ketika pasien datang dengan STEMI maka mereka harus ditangani dengan Primary PCI tanpa menunggu hasil tes yang keluar karena pada saat ini tidak ada tes yang sangat cepat untuk mendiagnosis Covid19. Ketika pasien datang dengan NSTEMI maka pasien dilakukan angiografi jika hasil tes negatif Covid19.

PASIEN CATH LAB ELEKTIF

Pada pasien pasien yang membutuhkan tindakan elektif disarankan isolasi di rumah terlebih dahulu dan tindakan dilakukan beberapa minggu ke depan dengan melihat situasi dari pandemi covid19.

Referensi

  1. http://www.scai.org/press/detail/evolving-pandemic-of-covid-19-interventional-cardi#.XnxZ4-ozbIU
  2. https://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2020/03/18/15/07/poll-covid-19-and-interventional-cardiology

MENGAPA ANDA TIDAK DIPERBOLEHKAN MEMBELI CHLOROQUINE DAN HYDROXYCHLOROQUINE TANPA RESEP DOKTER?

Chloroquine fosfat merupakan obat keras yang digunakan untuk mencegah dan mengobati malaria. Chloroquine merupakan oabt anti malaria golongan 4 aminokuinolon. Obat ini juga digunakan untuk mengobati amebiasis. Chloroquine dapat diresepkan oleh dokter untuk dewasa dan anak-anak. Obat ini juga aman untuk ibu hamil dan menyusui. Chloroquine biasanya diminum sebelum bepergian ke daerah endemi malaria. Baik orang dewasa maupun anak-anak harus meminum satu dosis chloroquine per minggu mulai setidaknya 1 minggu sebelum bepergian ke daerah endemic malaria. Mereka harus mengambil satu dosis per minggu selama di tempat tersebut, dan selama 4 minggu berturut-turut setelah pergi.

Hydroxychloroquine merupakan obat antimalaria. Selain untuk malaria obat ini juga dapat digunakan untuk pengobatan pada penyakit autoimun seperti artritis rheumatoid dan lupus. Untuk pencegahan malaria, minum obat ini sekali seminggu sekali pada hari yang sama dalam seminggu, atau seperti yang diarahkan oleh dokter Anda. Untuk lupus dan artritis rheumatoid, obat ini biasa diminum satu atau dua kali sehari sesuai anjuran dokter Anda.

APAKAH BENAR KEDUA OBAT INI DAPAT MENYEMBUHKAN COVID19?

Kedua obat ini memang pernah digunakan di China untuk pengobatan covid19. Namun demikian, hal ini masih menjadi penelitian lebih lanjut. Kedua obat ini mempunyai potensial dalam menghambat virus corona dan uji klinik terhadap kedua obat ini masih berlangsung.

BENARKAH KEDUA OBAT INI DAPAT MENYEBABKAN KEMATIAN? LALU APA SAJA DAMPAK NYA UNTUK JANTUNG ANDA?

Iya benar, kedua obat ini dapat menyebabkan kematian. Hal ini karena terdapat dampak terhadap jantung Anda yaitu toksisitas kardiak. Terdapat kelainan konduksi jantung pada 85% pasien yang menggunakan dalam jangka waktu yang lama, pada 22% pasien juga dapat menyebabkan pembesaran jantung, selain itu dapat juga menyebabkan hipertensi pulmonal dan gagal jantung.

Oleh sebab itu, penggunaan kedua obat ini harus sesuai indikasi dan menggunakan resep dokter.

Referensi

  1. https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682318.html
  2. https://www.cdc.gov/malaria/resources/pdf/fsp/drugs/Chloroquine.pdf
  3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 044/Menkes/SK/I/2007.
  4. https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5482/hydroxychloroquine-oral/details
  5. Hu, T.Y., Frieman, M. & Wolfram, J. Insights from nanomedicine into chloroquine efficacy against COVID-19. Nat. Nanotechnol. (2020). Available at:  https://doi.org/10.1038/s41565-020-0674-9.
  6. Chatre C, Roubille F, Vernhet H, Jorgensen C, Pers YM. Cardiac Complications Attributed to Chloroquine and Hydroxychloroquine: A Systematic Review of the Literature. Drug Saf. 2018;41(10):919–931. doi:10.1007/s40264-018-0689-4